Jadi.
Di suatu
kota antah berantah yang tidak kamu kenal. Tempat dimana seharusnya yang kamu
lakukan hanyalah turun dari pesawat udara, ambil bagasi dan kembali check-in
untuk naik ke pesawat udara berikutnya.
Tetapi ketika
kamu sampai di konter check in, yang dikatakan mas-mas petugasnya adalah “Maaf
Mbak, penerbangan kita ditunda sampai jam 8 malam. Silakan kembali untuk check
in pada pukul 18.30 *senyum lebar*”
Kamu
melihat dinding besar di belakang kepala mas-masnya.
Pukul
08.05. Pagi.
Oke.
Entah
karena kerusakan mesin, cuaca buruk, pilotnya terjebak macet (atau terlibat
narkoba atau keduanya), atau karena sekedar
ini-Indonesia-jam-itu-hanyalah-hiasan-dinding-bukan-penunjuk-waktu, tiba-tiba
kamu mendapatkan tambahan 12 jam dalam waktu transitmu.
Bete ?
Jangan.
Panik ? Gak
perlu.
Daripada
kamu ngomel-ngomel gak jelas ke mas-mas malang dibalik konter itu (yang
omong-omong, gajinya mungkin cuma setengah dari gajimu sih, jadi tambah kasian
kan ? #lohiniapasih), mendingan kamu gunakan waktu tambahan itu untuk hal lain
yang berguna.
Inilah 5 pilihan
yang bisa kamu lakukan kalau ternyata alat transportasi pilihan kamu (tidak
terbatas hanya pada pesawat udara) harus mengalami penundaan keberangkatan.
1. City Tour (untuk yang berjiwa
adventoureous)
Pastikan
bandara (atau terminal atau stasiun) tempat kamu terlantar itu berada di dalam
atau cukup dekat dengan kota, sehingga kamu tidak memerlukan waktu lama untuk
kembali. Gak lucu kan, kamu ketinggalan pesawat (atau bus atau kereta) hanya
karena kamu gak bisa kembali tepat waktu karena terjebak macet, misalnya.
City
Tour bisa menggunakan bus, atau becak, atau ojek, atau taksi (kalau kamu tipe
orang yang gak tahan berdesakan dengan orang, dan juga kebanyakan duit). Kamu
bisa tanya ke bagian informasi bagaimana cara tercepat mencapai kota dan apa
saja yang kamu bisa nikmati di sana. Kamu juga bisa bertanya pada security,
porter, cleaning service, atau petugas bandara lainnya. Biasanya mereka orang
lokal dan punya informasi yang menarik. Ingat ! Selalu waspada pada orang-orang
tak dikenal yang mencurigakan (bahkan walaupun mereka mengenakan seragam!).
2. Memperluas Jaringan (untuk yang
berjiwa humanis)
Kalau
kamu malas keluar dari bandara (atau mungkin terlalu parno ketinggalan pesawat atau
pada tingginya tingkat kejahatan di kota itu (katanya sih...)), kamu bisa
kenalan dengan orang-orang di sekeliling kamu. Bandara (atau terminal atau
stasiun) selalu dipenuhi banyak orang. Selain mendapat kenalan baru, kamu bisa
menambah wawasan dari cerita-cerita mereka. Tapi ingat, tetap sopan dalam upaya
kamu mencari teman ngobrol ya !
3. Mengenal seluk beluk bandara (untuk
yang berjiwa reporter)
Beberapa
bandara didesain spektakuler. Suvarnabhumi, misalnya. Atau Dubai International Airport. Selalu
menarik menelusuri lay out suatu tempat dan mencoba semua fasilitas yang ada. Kenalan
dengan para petugasnya juga akan membantu kamu lebih memahami seluk beluk
bandara. Bahkan di bandara kecil sekalipun, kamu memerlukan waktu lebih dari
satu jam untuk mengeksplore tempat tersebut secara detail (bukan hanya berjalan
dari ujung koridor ke ujung koridor lainnya).
Setelah
itu, informasi yang kamu dapatkan bisa kamu sharing ke orang-orang sedunia
melalui blog, jejaring sosial atau BBM.
Siapa tahu berguna buat orang yang akan bepergian untuk pertama kalinya ke
tempat itu.
4. Main truth or dare dengan kawan kamu
(untuk yang berjiwa bebas)
Ini
bisa dilakukan kalau kamu melakukan perjalanan secara berombongan tentunya.
Agak susah soalnya kalau harus main truth or dare dengan diri kamu sendiri.
Bisa sik. Cuma aneh aja. Eh, tau permainan ini kan kan ?? Coba dare nya bikin yang
heboh ya. Nyanyi keras-keras di tengah bandara misalnya. Atau joget-joget di
depan ‘target’ yang ditentukan dari cabut undi. Pasti seru ! (dan malu. Eh, tapi, semakin malu semakin seru sik)
5. Baca buku (untung yang berjiwa
tenang)
Nah,
untuk kamu yang lebih kalem dan gak terlalu suka menarik perhatian orang, kamu
bisa masuk ke toko buku bandara dan pilih buku yang paling tebal. Syukur-syukur
kamu dapat buku menarik seperti “The Girl with The Dragon Tatoo”. Baca (atau
beli, kalau kamu males dipelototin sama petugasnya) buku tersebut hingga
selesai. Kalau sudah, buat reviewnya dan update di blog kamu!
Voila, gak terasa 10 jam sudah
berlalu, kamu dapat pengetahuan baru, dan sekarang... saatnya untuk kembali
melanjutkan perjalanan. Siap-siap check-in gih. Tuh mas-masnya udah
manggil-manggil :)